Tentu bukan berarti acara pernikahan harus dibatalkan karena kurangnya si dana. Berbuat baik itu jangan ditunda-tunda. Bukan berarti pula kita harus cari utangan sana-sini, karena pasti akan runyam urusannya di belakang. Memaksakan diri itu tidak baik, apa adanya sajalah.
Cara paling bijaksana adalah dengan melakukan list prioritas, yang penting didahulukan sementara yang kurang penting ditunda dulu.
Contoh yang paling penting untuk pernikahan adalah misalnya biaya catatan sipil, penghulu/pendeta, mas kawin atau cincin kawin semampunya, seserahan, baru yang lain mengikuti di belakangnya.
Pemilahan prioritas begini akan memudahkan mana yang harus dibayar dan mana yang didrop sesuai kepentingan. Tempat, misalnya, apakah harus di gedung atau cukup di rumah saja. Kalau harus di gedung, gedungnya yang kelas mana dan waktunya jam berapa. Sebab biaya resepsi malam bisa lebih mahal (listrik, keamanan, dll).
Ada yang lebih memilih menghemat pos dokumentasi karena tidak mau malu sama kolega kalau hidangan dan dekornya kurang mewah.
Secara logika, sebenarnya semewah apapun catering dan dekor tidak akan terbawa pada hari-hari setelah resepsi bukan ? Yang justru akan dilihat dan dikenang setelah pernikahan justru adalah foto pernikahan, sebab itu sebaiknya pos dokumentasi jangan dipotong dananya.
Pengalaman saya menikah, kami mengurangi di menu selain nasi. Waktu itu harga ayam melonjak sehingga 3 bulan sebelumnya sudah pindah ke menu sapi. Bumbu diperkuat agar dapat mengisi kehilangan di daging, sayur, dsb. Sementara hiburan diisi dengan musik yg tidak terlalu meriah tapi pas sebagai pengiring makan siang.
Demikian beberapa tips mengenai penghematan dana resepsi pernikahan. Mungkin di lain waktu akan dikupas tips dan trik lain tentang penghematan dana ini. Yang jelas tidak mungkin ada "biaya sekecil-kecilnya dan mendapatkan hasil sebesar-besarnya"
YM : aswin_herywijoyono
Sent using Isat Blackberry device
Tidak ada komentar:
Posting Komentar